Pagi yang cerah selalu mengantarkan si
kecil Sasmita ke sekolahnya di Raudlatul Athfal (RA) sebuah Taman kanak-Kanak
yang berada di bawah naungan Kementerian Agama, namun wajah mungil bernama
lengkap Sasmita Al Maira tidak pernah secerah pagi dengan kehangatan mentari
yang menggantikan sejuknya embun.
Hampir setiap pagi embun yang tergantikan
oleh hangatnya mentari selalu membasahi dinding pipi anak semata wayang. Tak
ada yang mengerti dengan suasana hati Sasmita. Bahkan riangnya taman itu dengan
wajah-wajah mungil nan polos menjadi penyemangat tersendiri bagi Ibu Guru,
namun wajah mendung Sasmita tak kunjung berbuah pelangi justru hujan air mata
membanjiri pipinya yang tembem ketika sosok Ibu tak berada di sisinya.
“Mita..kenapa nangis? Tanya bu Rohy
mendekati. Tanpa kata apapun tangisan Sasmita memenuhi kelas ketika riangnya
anak-anak belajar menggambar balon dengan beragam warna. Bu Rohy dengan lembut
menggendong Sasmita keluar kelas, di sela tangisnya hanya sebutan Ibu yang
mampu ditangkap sang Ibu guru. “Ibu...Ibu...” Sasmita seolah ketakutan berada
bersama mereka semua tanpa sosok Ibu. http://nuraynien.blogspot.co.id/
Bersambung. . . .

Silahkan Isi Folmulirnya ConversionConversion EmoticonEmoticon